Memiliki teman yang baik dan setia adalah anugerah yang tak ternilai. Bagi umat Kristen, Alkitab menjadi panduan hidup yang sempurna untuk menjalin hubungan persahabatan yang sejati. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi cara berteman yang baik menurut Alkitab, menyoroti ajaran-ajaran yang memandu kita menjadi teman yang baik dalam hidup sehari-hari.
Sebagai awal, penting untuk memahami bahwa berteman yang baik adalah tentang memberi dan menerima kasih, kesetiaan, dan dukungan. Pertemanan yang baik juga membutuhkan komitmen untuk saling menghargai, mendengarkan, dan berbagi sukacita serta kesedihan. Dalam perjalanan hidup, kita akan menghadapi berbagai situasi dan tantangan yang menguji hubungan persahabatan kita. Namun, dengan dasar-dasar yang kuat dalam Alkitab, kita dapat membangun hubungan yang kokoh dan bermakna.
Kasih sebagai Dasar Persahabatan
Kasih adalah inti dari ajaran Alkitab dan menjadi dasar hubungan persahabatan yang baik. Dalam surat 1 Korintus 13:4-7, kita diajarkan untuk menyayangi teman-teman kita dengan kasih yang tulus, sabar, dan tanpa iri hati. Kasih membangun dan memperkuat persahabatan kita, menciptakan ikatan yang tak tergoyahkan.
Kasih yang dimaksud di sini adalah kasih yang tidak egois, melainkan kasih yang mementingkan kepentingan dan kesejahteraan teman kita. Kasih yang tulus akan membuat kita peduli terhadap kebutuhan dan perasaan teman kita. Dalam setiap tindakan dan kata-kata kita, hendaknya kasih selalu menjadi motivasi utama dalam hubungan persahabatan kita. Kasih juga mengajarkan kita untuk mengampuni dan melupakan kesalahan teman, serta memberikan dukungan dan penghiburan saat mereka menghadapi kesulitan.
Kasih yang Tulus dan Sabar
Dalam 1 Korintus 13:4, kita diajarkan bahwa kasih adalah sabar dan tulus. Kasih yang sabar menunjukkan kemampuan kita untuk mengatasi kekurangan dan kesalahan teman kita tanpa cepat marah atau kecewa. Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus belajar untuk memberikan kesempatan kedua, ketiga, dan bahkan kesempatan tak terbatas kepada teman kita. Kasih yang tulus juga membutuhkan ketulusan hati dan niat yang baik dalam segala tindakan kita terhadap teman kita.
Kasih yang Tanpa Iri Hati
Iri hati adalah salah satu sikap yang dapat merusak hubungan persahabatan. Dalam 1 Korintus 13:4, kita diajarkan bahwa kasih adalah tanpa iri hati. Iri hati timbul ketika kita merasa cemburu atau tidak senang dengan keberhasilan atau kebahagiaan teman kita. Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus belajar untuk mengatasi perasaan iri hati dan bersukacita dengan keberhasilan dan kebahagiaan teman kita. Kasih yang tanpa iri hati membutuhkan sikap rendah hati dan kegembiraan ketika melihat teman kita berhasil dan bahagia.
Summary: Kasih adalah dasar dari persahabatan yang baik menurut Alkitab. Dalam 1 Korintus 13:4-7, kita diajarkan untuk menyayangi teman-teman kita dengan kasih yang tulus, sabar, dan tanpa iri hati.
Kesetiaan dalam Persahabatan
Kesetiaan adalah nilai penting dalam menjalin hubungan persahabatan menurut Alkitab. Dalam Mazmur 18:24, dikatakan bahwa Tuhan membalas orang yang setia dengan kesetiaan. Hal ini mengajarkan kita untuk menjadi teman yang setia dan tidak tergoyahkan dalam mendukung, mengasihi, dan memahami teman-teman kita.
Kesetiaan dalam persahabatan berarti kita berkomitmen untuk tetap setia dan berada di sisi teman kita dalam segala situasi. Kita tidak meninggalkan teman kita saat mereka mengalami kesulitan atau kegagalan, melainkan tetap mendukung dan mendorong mereka untuk bangkit. Kesetiaan juga berarti kita menjaga kepercayaan yang diberikan oleh teman kita dan tidak mengkhianati mereka dengan berbagi rahasia atau menggosipkan mereka kepada orang lain.
Kesetiaan dalam Dukungan
Sebagai teman yang setia menurut Alkitab, kita harus siap memberikan dukungan kepada teman kita dalam segala situasi. Dukungan dapat berupa dukungan moral, dukungan emosional, atau dukungan praktis. Ketika teman kita sedang mengalami kesedihan atau kekecewaan, kita dapat menjadi pendengar yang baik, memberikan kata-kata penghiburan, atau memberikan bantuan yang dibutuhkan.
Kesetiaan dalam Memahami
Sebagai teman yang setia menurut Alkitab, kita juga harus berusaha memahami perasaan dan pengalaman teman kita. Setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda, dan sebagai teman yang baik, kita harus berusaha memahami perspektif mereka. Dalam situasi konflik, kita harus bersikap adil dan mempertimbangkan sudut pandang teman kita sebelum membuat keputusan atau memberikan penilaian. Kesetiaan dalam memahami juga berarti kita tidak menghakimi teman kita, melainkan memberikan dukungan dan pengertian.
Summary: Kesetiaan adalah nilai penting dalam persahabatan menurut Alkitab. Mazmur 18:24 mengajarkan kita untuk menjadi teman yang setia dan tidak tergoyahkan dalam mendukung, mengasihi, dan memahami teman-teman kita.
Menghargai dan Menghormati Teman
Salah satu cara berteman yang baik menurut Alkitab adalah dengan menghargai dan menghormati teman-teman kita. Dalam Roma 12:10, kita diajarkan untuk saling menghormati dan mengutamakan satu sama lain. Menghargai teman-teman kita berarti mengakui nilai mereka sebagai individu yang unik, menghormati pendapat mereka, dan memperlakukan mereka dengan baik.
Menghargai teman-teman kita juga berarti kita tidak mengambil mereka sebagai kesempatan untuk keuntungan pribadi. Kita tidak memanfaatkan teman kita atau memperlakukan mereka dengan tidak adil. Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus menghargai waktu dan perhatian yang diberikan oleh teman kita, serta menghormati batas-batas yang mereka tetapkan dalam hubungan persahabatan.
Mengakui Nilai dan Kualitas Teman
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus belajar mengakui dan menghargai nilai dan kualitas yang dimiliki oleh teman kita. Setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan, dan sebagai teman yang baik, kita harus melihat dan menghargai potensi positif dalam teman kita. Dalam hubungan persahabatan, kita dapat saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan hidup kita.
Menghormati Pendapat dan Keputusan Teman
Menghormati teman-teman kita juga berarti kita menghormati pendapat dan keputusan yang mereka buat. Meskipun kita mungkin memiliki pandangan yang berbeda, sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus memberikan ruang bagi teman kita untuk memiliki pendapat dan keputusan mereka sendiri. Kita tidak menghakimi atau memaksakan pandangan kita kepada mereka, melainkan kita saling menghormati dan menghargai kebebasan dan keputusan merekasendiri. Dengan saling menghormati, kita menciptakan lingkungan yang membangun dan penuh kepercayaan dalam hubungan persahabatan kita.
Memperlakukan dengan Kebaikan dan Hormat
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memperlakukan teman-teman kita dengan kebaikan dan hormat. Dalam Efesus 4:32, kita diajarkan untuk “menjadi baik satu sama lain, pengasih, dan saling mengampuni, sebagaimana Allah juga mengampuni kamu dalam Kristus.” Memperlakukan dengan kebaikan berarti mengasihi, memaafkan, dan memberikan pertolongan kepada teman-teman kita tanpa pamrih.
Memperlakukan dengan kebaikan juga berarti kita memberikan perhatian dan menghargai keberadaan teman kita. Kita tidak mengabaikan atau melupakan mereka, melainkan kita berupaya untuk hadir dan mendengarkan ketika mereka membutuhkan kami. Memperlakukan dengan hormat berarti kita menghargai hak-hak dan batas-batas yang ditetapkan oleh teman kita, serta tidak membuat mereka merasa tidak nyaman atau terintimidasi dalam hubungan persahabatan kita.
Summary: Menghargai dan menghormati teman-teman kita adalah cara berteman yang baik menurut Alkitab. Roma 12:10 mengajarkan kita untuk saling menghormati dan mengutamakan satu sama lain.
Mendengarkan dengan Empati
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus memiliki kemampuan mendengarkan dengan empati. Dalam Yakobus 1:19, kita diajarkan untuk “cepat mendengar, lambat berbicara, dan lambat menjadi marah.” Mendengarkan dengan empati berarti memberikan perhatian penuh kepada teman kita, mencoba memahami perasaan dan pengalaman mereka, serta menawarkan dukungan dan nasihat yang bijaksana.
Mendengarkan dengan empati membutuhkan kesabaran dan kepekaan terhadap perasaan teman kita. Kita harus belajar untuk tidak hanya mendengar kata-kata, tetapi juga membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Dengan mendengarkan dengan empati, kita dapat memberikan dukungan yang sesuai, tidak hanya secara verbal tetapi juga melalui kehadiran dan kepedulian kita.
Mendengarkan dengan Keterbukaan dan Tanpa Prasangka
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus mendengarkan dengan keterbukaan dan tanpa prasangka. Kita tidak membatasi teman kita dengan pemikiran atau penilaian kita sendiri, melainkan kita memberikan ruang bagi mereka untuk berbagi pikiran, perasaan, dan pengalaman mereka dengan bebas. Kita juga harus berhati-hati untuk tidak memberikan penilaian yang terburu-buru atau menghakimi teman kita berdasarkan apa yang kita dengar. Dengan mendengarkan dengan keterbukaan dan tanpa prasangka, kita menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dalam hubungan persahabatan kita.
Summary: Mendengarkan dengan empati adalah bagian penting dalam berteman yang baik menurut Alkitab. Yakobus 1:19 mengajarkan kita untuk mendengar dengan cepat, berbicara dengan lambat, dan tidak mudah marah.
Memperlakukan dengan Kebaikan
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memperlakukan teman-teman kita dengan kebaikan. Dalam Efesus 4:32, kita diajarkan untuk “menjadi baik satu sama lain, pengasih, dan saling mengampuni, sebagaimana Allah juga mengampuni kamu dalam Kristus.” Memperlakukan dengan kebaikan berarti mengasihi, memaafkan, dan memberikan pertolongan kepada teman-teman kita tanpa pamrih.
Memperlakukan dengan kebaikan juga berarti kita tidak memanfaatkan teman kita atau memperlakukan mereka dengan tidak adil. Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus belajar untuk melihat kebutuhan dan kepentingan teman kita, serta berusaha untuk membantu mereka dengan penuh kasih dan kerendahan hati. Memperlakukan dengan kebaikan juga berarti kita tidak menyakiti atau merugikan teman kita dengan kata-kata atau tindakan kita.
Mengasihi dan Memberikan Pertolongan
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus mengasihi dan memberikan pertolongan kepada teman-teman kita. Mengasihi berarti kita memiliki perhatian dan kepedulian yang tulus terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan teman kita. Kita tidak hanya berpura-pura peduli, tetapi kita benar-benar memperhatikan kebutuhan mereka dan berusaha memberikan dukungan yang mereka butuhkan.
Memaafkan dengan Tulus
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita juga harus belajar memaafkan dengan tulus. Dalam Lukas 17:4, kita diajarkan untuk memaafkan orang yang melakukan kesalahan kepada kita sebanyak tujuh kali setiap hari. Memaafkan dengan tulus berarti kita melepaskan rasa sakit, kekecewaan, atau amarah yang mungkin kita rasakan terhadap teman kita. Kita tidak menyimpan dendam atau menggunakannya sebagai senjata untuk melukai mereka di masa depan. Memaafkan dengan tulus membebaskan kita dan teman kita dari beban emosional yang dapat merusak hubungan persahabatan kita.
Summary: Memperlakukan dengan kebaikan adalah bagian penting dalam berteman yang baik menurut Alkitab. Efesus 4:32 mengajarkan kita untuk menjadi baik, pengasih, dan saling mengampuni seperti Allah mengampuni kita dalam Kristus.
Menghadapi Konflik dengan Bijaksana
Konflik adalah bagian alami dari hubungan persahabatan. Namun, Alkitab mengajarkan kita untuk menghadapinya dengan bijaksana. Dalam Matius 18:15, kita diajarkan untuk menghadapkan masalah kepada teman kita secara pribadi dan damai.
Menghadapi konflik dengan bijaksana berarti kita mengutamakan pemecahan masalah yang membangun dan membawa perdamaian. Kita tidak membawa masalah ke hadapan orang lain atau memperbesar konflik dengan keberadaan pihak ketiga. Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus belajar untuk berbicara dengan jujur dan terbuka kepada teman kita, menyampaikan perasaan dan kekhawatiran kita dengan penuh kasih, serta mencari solusi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Menghadapkan Masalah secara Pribadi
Dalam menghadapi konflik, langkah pertama yang harus kita ambil adalah menghadapkan masalah secara pribadi kepada teman kita. Dalam melakukan hal ini, kita harus memilih waktu dan tempat yang tepat, serta mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran kita dengan jelas dan tidak menyerang. Kita harus berbicara dengan suara yang lembut dan terbuka untuk mendengarkan perspektif teman kita. Dengan menghadapkan masalah secara pribadi, kita memberikan kesempatan kepada teman kita untuk menjelaskan atau memperbaiki kesalahpahaman yang mungkin terjadi.
Mencari Solusi yang Membangun
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus mencari solusi yang membawa perdamaian dan kebaikan bagi kedua belah pihak. Dalam mengatasi konflik, kita harus bersikap adil dan tidak memihak. Kita harus membuka diri untuk mendengarkan saran atau masukan dari teman kita, serta bersedia untuk mengubah sikap atau tindakan kita jika diperlukan. Dengan mencari solusi yang membawa perdamaian, kita dapat memperbaiki hubungan yang rusak dan memperkuat persahabatan kita.
Summary: Menghadapi konflik dengan bijaksana adalah bagian penting dalam bertemanyang baik menurut Alkitab. Matius 18:15 mengajarkan kita untuk menghadapkan masalah kepada teman secara pribadi dan damai.
Mendukung dan Mendoakan Teman
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus saling mendukung dan mendoakan. Dalam 1 Tesalonika 5:11, kita diajarkan untuk saling mendukung dan membangun satu sama lain.
Mendukung teman-teman kita berarti hadir dalam kesukaran dan kegembiraan mereka. Kita memberikan dukungan moral dan emosional, serta memberikan dorongan dan semangat saat mereka menghadapi tantangan. Sebagai teman yang baik, kita juga berbagi sukacita dan kebahagiaan ketika mereka mencapai kesuksesan. Dukungan yang kita berikan dapat berupa kata-kata pujian, dorongan untuk terus maju, atau bahkan tindakan nyata untuk membantu mereka dalam kebutuhan mereka.
Hadir dalam Kesukaran
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus hadir dalam kesukaran teman kita. Ketika mereka mengalami penderitaan atau kesedihan, kita tidak meninggalkan mereka sendirian. Kita bersedia mendengarkan dan memahami perasaan mereka, memberikan bahu untuk bersandar, atau bahkan membantu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Dengan hadir dalam kesukaran, kita menunjukkan bahwa kita peduli dan siap mendukung teman kita dalam segala situasi.
Membangun dan Memberi Semangat
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita juga harus membangun dan memberi semangat kepada teman-teman kita. Ketika mereka menghadapi tantangan atau kesulitan, kita memberikan dukungan moral dan emosional yang diperlukan. Kita menguatkan mereka dengan kata-kata pujian, motivasi, dan dorongan untuk tetap berjuang. Dalam momen keberhasilan atau pencapaian mereka, kita mengucapkan selamat dan berbagi sukacita mereka. Dengan membangun dan memberi semangat, kita memperkuat hubungan persahabatan kita dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan pribadi teman kita.
Summary: Mendukung dan mendoakan teman-teman kita adalah bagian penting dalam berteman yang baik menurut Alkitab. 1 Tesalonika 5:11 mengajarkan kita untuk saling mendukung dan membangun satu sama lain.
Menghormati Batas dan Privasi
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus menghormati batas dan privasi teman-teman kita. Dalam Kisah Para Rasul 20:35, kita diajarkan bahwa lebih berbahagia memberi daripada menerima.
Menghormati batas dan privasi berarti kita menghormati kebutuhan dan hak-hak teman kita. Kita tidak melanggar privasi mereka dengan membicarakan hal-hal pribadi mereka kepada orang lain tanpa izin. Sebagai teman yang baik, kita juga menghormati batas-batas yang mereka tetapkan dalam hubungan persahabatan. Misalnya, jika mereka tidak ingin berbagi rahasia atau cerita pribadi dengan kita, kita harus menghormati keputusan mereka dan tidak memaksakan diri untuk mengetahuinya.
Menghormati Kebutuhan dan Prioritas Teman
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus menghormati kebutuhan dan prioritas teman kita. Kita tidak mengambil keuntungan dari mereka atau memanfaatkan mereka untuk kepentingan pribadi kita sendiri. Kita juga tidak memaksakan kehendak kita atau merasa bahwa teman kita harus selalu siap membantu kita. Menghormati kebutuhan dan prioritas teman berarti kita menghargai waktu dan energi mereka, serta memberi mereka ruang untuk menjalani kehidupan mereka sendiri dengan bebas.
Summary: Menghormati batas dan privasi adalah bagian penting dalam berteman yang baik menurut Alkitab. Kisah Para Rasul 20:35 mengajarkan kita untuk lebih berbahagia memberi daripada menerima.
Belajar dari Teladan Yesus
Teladan terbaik dalam cara berteman yang baik adalah Yesus Kristus sendiri. Dalam Yohanes 15:13, Yesus berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk teman-temannya.” Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi tanpa syarat, mengorbankan diri, dan menjadi teman yang setia.
Belajar dari teladan Yesus berarti kita meneladani sifat-sifat-Nya dalam hubungan persahabatan kita. Kita mengasihi teman-teman kita dengan kasih yang tulus dan tanpa pamrih. Kita siap mengorbankan diri kita sendiri untuk kebaikan dan kesejahteraan mereka. Kita menjadi teman yang setia dan tidak tergoyahkan dalam dukungan, pengertian, dan kasih sayang kita kepada mereka.
Kasih yang Tulus dan Tanpa Pamrih
Dalam Yohanes 15:13, kita diajarkan bahwa kasih yang paling besar adalah kasih yang bersedia mengorbankan diri untuk teman-temannya. Kasih yang tulus dan tanpa pamrih adalah kasih yang tidak mengharapkan imbalan atau keuntungan pribadi. Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus belajar untuk mengasihi teman-teman kita dengan kasih yang tulus dan tanpa pamrih, tanpa mengharapkan sesuatu pun sebagai balasannya.
Komitmen dalam Persahabatan
Belajar dari teladan Yesus juga berarti kita memiliki komitmen yang kuat dalam hubungan persahabatan kita. Yesus memberikan contoh komitmen yang tak tergoyahkan dengan memberikan nyawanya untuk kita. Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita harus memiliki komitmen yang sama untuk tetap setia dan berada di sisi teman kita dalam segala situasi. Kita tidak meninggalkan mereka saat mereka mengalami kesulitan atau kegagalan, melainkan kita tetap mendukung dan mendorong mereka untuk bangkit.
Summary: Belajar dari teladan Yesus adalah bagian penting dalam berteman yang baik menurut Alkitab. Yohanes 15:13 mengajarkan kita untuk mengasihi tanpa syarat dan menjadi teman yang setia.
Berdoa untuk Berteman yang Baik
Terakhir, salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah berdoa untuk berteman yang baik menurut Alkitab. Dalam Yeremia 29:11, dikatakan bahwa Allah memiliki rencana baik bagi kita.
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita dapat memohon kepada Allah untuk membimbing kita dalam memilih teman yang baik, memperkuat persahabatan yang ada, dan memberkati hubungan persahabatan kita. Dalam doa kita, kita dapat memohon kepada Allah agar memberikan kita hikmat dan pengertian untuk memilih teman yang baik dan sejalan dengan rencana-Nya bagi hidup kita. Kita juga dapat meminta Allah agar memberkati persahabatan kita dengan kekuatan, kebahagiaan, dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Doa untuk Hikmat dan Pengertian
Sebagai teman yang baik menurut Alkitab, kita dapat berdoa kepada Allah untuk memberikan kita hikmat dan pengertian dalam memilih teman yang baik. Dalam doa kita, kita memohon agar Allah membimbing kita untuk melihat nilai dan kualitas yang sesuai dengan rencana-Nya. Kita juga memohon agar Allah memberikan kepekaan dan kecerdasan dalam memahami karakter dan kepribadian teman potensial kita. Dengan doa ini, kita memohon agar Allah memimpin kita menuju hubungan persahabatan yang sejalan dengan kehendak-Nya.
Doa untuk Berkat dan Pertumbuhan
Sebagai teman yang baikmenurut Alkitab, kita juga dapat berdoa kepada Allah untuk memberkati hubungan persahabatan kita dengan kekuatan, kebahagiaan, dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dalam doa kita, kita memohon agar Allah melindungi dan memperkuat persahabatan kita dari godaan dan pengaruh negatif yang dapat merusak hubungan tersebut. Kita juga memohon agar Allah memberikan sukacita, kegembiraan, dan kebahagiaan dalam persahabatan kita, sehingga hubungan kita menjadi sumber berkat dan kebaikan bagi kita dan teman-teman kita.
Dalam doa kita, kita juga dapat meminta Allah agar memberikan kita kebijaksanaan dan pengertian dalam memperlakukan teman-teman kita dengan baik. Kita memohon agar Allah membimbing kita untuk memahami dan menghormati batas-batas yang ada dalam persahabatan, serta memberikan kepekaan dan kelembutan dalam menyikapi perbedaan pendapat atau konflik yang mungkin timbul. Dengan doa ini, kita memohon agar Allah memberikan kasih karunia-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menjadi teman yang baik dan menjadi saluran kasih-Nya kepada teman-teman kita.
Summary: Berdoa adalah cara penting dalam berteman yang baik menurut Alkitab. Dalam Yeremia 29:11, kita diajarkan bahwa Allah memiliki rencana baik bagi kita.
Dalam rangka menciptakan hubungan persahabatan yang baik menurut Alkitab, penting bagi kita untuk mempraktikkan nilai-nilai kasih, kesetiaan, menghargai, mendengarkan dengan empati, memperlakukan dengan kebaikan, menghadapi konflik dengan bijaksana, mendukung dan mendoakan teman, menghormati batas dan privasi, belajar dari teladan Yesus, serta berdoa untuk berteman yang baik. Dengan mengikuti panduan Alkitab ini, kita dapat membangun hubungan yang kokoh, berharga, dan penuh berkat dalam hidup kita. Mari bersama-sama mengejar persahabatan yang baik menurut Alkitab dan menjadi saksi kasih Kristus dalam dunia ini.
Sumber:- Alkitab (Terjemahan Baru)- Alkitab (Terjemahan Lama)- Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari